Tampilkan postingan dengan label alat baking. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label alat baking. Tampilkan semua postingan

PERALATAN BAKINGKU - PENGGARIS KUE KERING


Sudah lama aku mencari penggaris kue kering. Alat ini berguna agar kue kering yang dicetak sama tebalnya. Terkadang kalau tanpa penggaris ini, hasilnya bisa ketebalan atau ketipisan, seringnya yang tengah lebih tebal dan yang pinggir lebih tipis, jadi harus diulang lagi. Kerjanya jadi dobel deh.....
Pernah lihat suatu kali, harganya sekitar 35.000 kalau nggak salah. Itu pun di toko online, belum ongkos kirimnya sekitar 20 ribuan ke Banyuwangi.
Pikir punya pikir, akhirnya aku mencoba berimprovisasi dan membuat sendiri.
Aku membuat penggaris kue kering ini dari penggaris mika biasa yang dijual di toko-toko alat tulis. Jadi tentukan ketebalan kue kering yang kita mau, lalu penggaris-penggaris tadi ditumpuk. Supaya tidak mudah lepas atau kendor susunannya, pertama gabungkan dulu 2 buah penggaris, lalu isolasi di bagian pinggir-pinggir dan tengah. Lalu tambahkan satu lagi, diisolasi lagi, demikian seterusnya sampai mencapai ketebalan yang kita inginkan.
Tahap akhir, setelah diisolasi dengan erat, aku bungkus dengan cling wrap, plastik yang di supermarket biasanya digunakan untuk mengemas sayuran.
Jadilah satu buah penggaris kue kering murah meriah buatan sendiri. Tapi tentunya kita membutuhkan sepasang untuk di kanan dan di kiri, karena itu buat satu lagi dengan cara yang sama.

Untuk penggaris kue kering yang aku miliki ini, aku menggunakan 10 buah penggaris. Per buahnya 1.000 rupiah saja, jadi total hanya 10.000 saja harganya untuk sepasang ^_^
Tebalnya sekitar 6-7mm. Kalau ingin lebih tipis, tinggal dikurangi 1 buah penggaris. Atau setelah digilas adonannya, bisa digilas sedikit lagi tanpa penggaris ini sebagai pembatasnya. Yang penting kan di awalnya sudah rata, jadi nggak tebal tipis.
Nah untuk penggilasnya, nggak perlu juga beli rolling pin yang mahal-mahal. Aku mempunya satu buah rolling pin kayu dari jaman baheula, cuma ukurannya kan tidak terlalu panjang. Pada saat orderan kue kering mulai meningkat, harus mencari cara supaya menggilas bisa cepat dan banyak sekaligus.
Aku membeli alat untuk mengepel yang gagangnya terbuat dari aluminium (kalau ada stainless lebih baik). Waktu itu juga dapat murah meriah, harganya 11.000. Panjangnya sekitar 1,5 meter. Dengan bantuan suami tercinta, kepala pelnya dipotong, dan gagangnya dipotong jadi dua. Kedua jujungnya masing-masing diberi tutup dari karet. Jadilah 2 buah penggilas kue kering yang panjangnya sekitar 70cm.

Pada saat menggilas adonan kue kering, sebaiknya dilapisi dengan plastik atasnya, supaya adonan tidak menempel di alat penggilasnya, dan hasilnya juga lebih mulus, rapi dan bersih.

Alat-alat ini biarpun murah dan sangat sederhana, tapi sangat membantu apalagi kalau pas orderan kue kering agak banyak....

Semoga bisa menginspirasi teman-teman, terutama yang kesulitan mencari alat-alat semacam ini di daerahnya ^_^

PERALATAN BAKINGKU - CETAKAN KUE KERING

Berikut ini adalah beberapa cetakan kue kering yang aku miliki.

Cetakan-cetakan di atas adalah cetakan kue kering yang pertama kali aku miliki. Belakangan sudah jarang sekali dipakai hehehe.... terutama dua yang kiri, karena ada bagian-bagian detilnya yang kecil, jadi mudah patah, karena pada umumnya kue kering yang aku buat berjenis renyah dan mudah hancur.

 
Yang di atas ini juga sudah jadul banget belinya, masih ada beberapa yang sering aku gunakan. Yang tidak aku gunakan bukan karena bentuknya kurang bagus, tetapi karena bentuknya jika ditata di toples jadi kurang beraturan. Mungkin lebih cocok untuk cookies hias ya... tapi aku belum pernah membuat cookies hias sih... mungkin kapan-kapan deh ^_^

Cetakan kue kering di atas sebetulnya ada 2 set, masing-masing berisi 5 bentuk. Ini juga sudah lama sekali aku miliki. Namun hanya beberapa yang masih sering aku gunakan. Dari segi penampilan dan bentuknya, semua cantik-cantik, tetapi ada beberapa bentuk, kalau dilepas malah lengket atau mudah patah karena terlalu banyak detail.
Contoh hasil kuenya seperti ini nih:
Cantik kan hasilnya?

Nah, kalau cetakan-cetakan di atas ini termasuk yang terbaru yang aku miliki. Aku senang karena sekali menyetak bisa banyak sekaligus hehehe.... sangat efisien waktu dan tenaga.
Yang paling kiri biasanya untuk kue putri salju (tapi jarang bikin), yang bentuk hati mulai jarang aku gunakan. Yang bentuk oval, aku gunakan untuk peanut butter cookies, dan yang paling kanan untuk kaastengels.
Contoh hasilnya seperti ini nih...

Sebetulnya masih ada beberapa cetakan lagi yang paling akhir aku beli, cuma belum sempat difoto lagi hehehe.... dan kalau ke toko yang jual cetakan-cetakan seperti ini biasanya mudah "lapar mata" kalau melihat yang bentuknya unik dan menarik.
Hmmm biasalah ibu-ibu hehehehe.....

Mudah-mudahan sharingku tentang cetakan kue kering ini berguna ya..... ^_^

PERALATAN BAKINGKU - SPUIT

 
Spuit, kalau di Banyuwangi orang biasanya menyebut "sêpét" dengan e pertama seperti pada kedelai, dan e kedua seperti pada sate.
Awalnya aku memiliki beberapa macam "spuit pasar", alias spuit yang harganya seribuan hehehe... Lalu setelah kenal milis NCC baru tahu ada spuit yang sesuai standar internasional, seperti Wilton dan Tan Se Fong.

Hmmm lagi-lagi di Banyuwangi nggak ada deh, barang-barang seperti itu... Terus ada teman yang memberi tahu di daerah Rogojampi (Banyuwangi Selatan) ada yang jual spuit Korea yang bagus. Aku bela-belain datang ke sana, dan memang ternyata ada, tapi bukan merk Wilton. Bisa dibilang nggak ada merknya hehehe.... tapi bahannya lain dari spuit pasar, jauh lebih bagus dan harganya pun cukup mahal. Harga per buahnya antara 10.000 yang ukuran standar sampai 15.000 untuk yang agak besar-besar.

Setelah mencoba spuit ini, memang ternyata hasilnya berbeda dengan spuit pasar. Lebih halus dan detailnya terlihat dengan jelas. Pun lebih mudah dibersihkan.
Tapi tetap saja, niat ingin memiliki satu set spuit Wilton belum mereda.... akhirnya aku cari-cari di Surabaya, nemu di Tbk Sinar Yong. Aku order via telepon bersama bahan-bahan dan alat-alat lain.

Dan beginilah penampakan 1 set spuit Wilton yang lengkap:
Yang spuit Korea tetap aku pakai dan aku jadikan satu juga di dalam kotak Wilton ini hehehe.... dan sudah ada beberapa tambahan spuit yang ukuran besar, aku jadikan satu semua deh di dalam kotak ini, supaya tidak berceceran dan tidak mudah hilang.

Overall, aku puas dengan koleksi spuit yang aku miliki ini. Walaupun  masih ada 1-2 spuit Wilton yang aku "buru" tapi belum dapat juga hehehehe....
Mudah-mudahan suatu saat nanti bisa lengkap semua koleksinya.... ^_^

PERALATAN BAKINGKU - COOKIES SPATULA

Cookies spatula, begitulah namanya. Aku sebut saja sendok kue kering, karena fungsinya untuk mengangkat kue kering dari loyang.

Sebisa mungkin kue kering yang sudah matang dan dingin dimasukkan toples dan ditutup rapat sesegera mungkin untuk mencegahnya melempem. Biasanya aku menggunakan spatula yang kecil (yang sebelah atas). Karena kecil, jadi mudah untuk mengambil kue kering sekaligus menatanya di toples.

Sedangkan yang besar, aku baru punya akhir tahun 2010 lalu, dan aku gunakan untuk "menyeset" lidah kucing agar terlepas dari loyangnya. Selain itu bisa juga untuk mengambil roti yang selesai dipanggang, sekaligus membersihkan kotoran/remahan kue yang menempel di loyang.

Keduanya rutin aku gunakan sampai sekarang karena sangat bermanfaat dan mempermudah baik mengangkat kue kering maupun roti dari loyangnya.... ^_^

PERALATAN BAKINGKU - CETAKAN DONAT

Donat... pada umumnya donat disukai banyak orang ya... tapi kali ini aku bukan mau membahas resep donat, karena sudah ada di sini.....
Kali ini yang mau kubahas adalah cetakan donat. Dulu, aku masih belum terbiasa dan kesulitan membuat donat. Jadi sebisa mungkin donat dicetak menggunakan cetakan-cetakan semacam ini:

Jadi setelah adonan donat kalis elastis, digilas, lalu dipotong-potong dengan cetakan ini. Hanya saja nantinya pada waktu mengembang, lubangnya kadang justru jadi mengecil. Dan lebih sering bentuk akhirnya setelah digoreng malah jadi tak keruan hahahaha.... mungkin memang dasarnya nggak ahli kali ya....

Akhirnya aku mencoba dengan cara yang lebih tradisional. Adonan donat yang sudah kalis elastis, dibulatkan sebesar 45-50 gram, dibentuk bulat persis seperti membuat roti manis.
Setelah waktu proofing dan akan digoreng, donat baru dilubangi. Ternyata hasilnya justru jauh lebih bagus dan tampak menul-menul.

Alat pelubangnya aku buat dari pipa paralon 1 dim (diameter 1 inch), panjangnya sekitar 20cm kurang. Nah bagian ujungnya, aku amplas sampai menjadi agak runcing dan halus.
Jadinya seperti ini:
Jadi sambil memanaskan minyak di wajan, donat dilubangi dengan alat ini. Sisa bulatannya dikumpulkan saja menjadi satu.
Lalu langsung digoreng dengan sumpit sambil diputar-putar . Kalau bisa dibalik satu kali saja. Api agak kecil, kalau terlalu besar donatnya akan cepat gosong. Minyaknya pun jangan sampai panas sekali.

Nah jadinya seperti ini nih:

 
Cantik juga kan hasilnya?
Kemudian bulatan-bulatan hasil dari melubangi donat tadi juga digoreng bersamaan, setelah matang bisa langsung dimakan atau dibuat menjadi sate donat ^_^
Dimakan hangat-hangat? Hmmmmmmmm....... enak sekali.........
Mudah-mudahan membuat donat jadi lebih menyenangkan yaaaa..... ^_^

SNACK MAKER Dan POFFERTJES MAKER

SNACK MAKER Dan POFFERTJES MAKER Selingan sejenak di antara postingan resep-resep ya, barangkali jenuh tiap kali baca resep melulu. Kali ini saya mau berbagi lagi alat yang biasa saya pakai untuk membuat snack, kebanyakan snack tradisional sih.

Ini dia yang namanya snack maker:



Dan ini poffertjes maker:





Untuk snack maker, sudah pernah saya gunakan untuk membuat kue pukis, martabak mini (ini yang paling sering), dorayaki (ini nomor dua paling sering), kue cubit, hmmm apa lagi ya.... kue lumpur tidak ada yang suka di keluarga saya, jadi belum pernah membuatnya.... cuma itu saja sepertinya....

Untuk poffertjes maker, ironis karena belum pernah untuk membuat poffertjes hahahaha.... tapi sudah pernah untuk membuat pukis mini, kue rangin, kue cubit juga....

Kedua alat ini saya beli bulan Juni 2010, wah sudah lama ya... sudah tiga tahun lebih, tak terasa.... keduanya merk Signora. Waktu itu yang snack maker harganya Rp 458.000,- dan poffertjes maker Rp 358.000,-
Entah sekarang mungkin sudah agak lebih mahal ya.... tapi sekarang sudah banyak macamnya, tidak harus merk Signora juga banyak kok.... harganya juga bervariasi. Jadi kalau membutuhkan, sekarang sudah banyak pilihannya hehehe.....

Sekian ya sharing snack maker dan poffertjes maker-nya..... semoga bermanfaat ya.... ^_^

PERALATAN BAKINGKU - COOLING GRID

Cooling grid, atau kawat pendingin ini sangat bermanfaat agar kue menjadi cepat dingin, karena udara mengalir baik di atas maupun di bawah kue. Kalau cake yang sudah matang diletakkan di atas nampan atau talenan misalnya, maka bagian atasnya cepat dingin, tapi bagian bawahnya masih panas.

Tetapi harus berhati-hati menggunakan cooling grid ini jika dipakai untuk cake yang tidak diberi topping apa-apa lagi, karena guratan kotak-kotak akan tampak di permukaan kuenya. Karena itu lebih baik pada saat mengeluarkan dari loyang, gunakan talenan atau loyang dulu, baru dibalik lagi ke cooling grid ini.

Aku memiliki 4 buah cooling grid, yang 2 buah sama seperti gambar di atas, berukuran diameter 30cm, yang satu bundar juga berukuran diameter 20cm, dan yang satu lagi bujur sangkar dengan sisi 40cm.

Bisa dipertimbangkan sebagai peralatan baking yang kalau bisa sih dimiliki hehehe.... ^_^

PERALATAN BAKINGKU - TIMBANGAN

Timbangan sangat vital ya, kalau untuk membuat kue. Memang tidak semua resep menggunakan ukuran gram, kadang ada juga resep yang ukurannya dalam cup atau sendok.
Tapi belum afdol rasanya kalau belum punya timbangan hehehe.... dan aku lebih suka resep yang satuannya dalam gram, lebih yakin aja, soalnya ukuran cup atau sendok kadang-kadang bisa relatif berbeda....

Timbangan yang aku miliki sejak akhir 2009 ini sampai sekarang masih awet walaupun bukan yang mahal. Waktu itu belum tahu kalau merk timbangan yang bagus itu tanita.
Yah nanti deh kalau yang ini rusak aku beli yang merk tanita.
Tidak masalah timbangan jenis apa yang kita miliki, tapi yang digital lebih baik karena lebih akurat. Timbanganku ini maksimal 3 kg. Sejauh ini performanya memuaskan sekali.
Sangat membantu, karena ada tombol "tare"-nya, jadi kalau menimbang bahan A sekian gram, tambahkan bahan B sekian gram, tinggal ditara saja, ngereset lagi dari nol deh....

Ada lagi satu timbangan mini di rumah, kapasitasnya super kecil, dapat hadiah dari beli snack maker, sampai sekarang juga belum pernah dipakai sih hehehe.....

Jadi not a must, tapi sangat disarankan punya....kalau bisa yang digital....
Semoga bermanfaat... ^_^

PERALATAN BAKINGKU - OVEN

Oven merupakan salah satu alat baking yang sangat penting yang aku miliki.

Ini dia oven yang aku punya:

1. Oven Hock no. 3

Oven pertama yang aku punya, warisan dari mamiku, ukuran loyang maksimal 30cm. Sekitar tahun 1999 aku pernah berjualan kue kering selama beberapa tahun, karena itu aku butuh oven lagi. Aku beli oven merk Hock ukuran loyang 30cm juga.
Bertahun-tahun kemudian, oven warisan yang pertama aku miliki, aku sumbangkan karena panasnya kurang merata, dan saat itu aku sudah jarang membuat kue.
Oven Hock ini sangat berjasa, bahkan sampai sekarang masih sering aku pakai.

2. Oven Hock no. 2

Yang ini juga warisan dari mamiku hahahaha..... waktu tahu aku mulai aktif membuat kue lagi, tahun 2010 lalu oven ini diberikan kepadaku. Ukuran loyang maksimalnya 40cm, tapi aku pakai untuk loyang 30cm saja supaya panasnya merata.
Oven ini lebih jarang aku pakai karena memang lebih sering membuat kue dengan ukuran sedang saja.

3. Oven Golden Stars P2 120 A150

Hmmm.... ini dia oven terbaruku. Aku menimbang berbulan-bulan, beli atau tidak ya??
Tadinya pun yang mau dibeli yang lebih kecil, tapi seiring bertanya kesana kemari, kebanyakan menganjurkan sekalian yang besar saja, terutama kalau untuk memanggang kue kering, jadi bisa muat banyak sekaligus. Kupikir-pikir betul juga yah.... Kalau order kecil-kecil bisa tetap memakai oven yang lama.

Aku inden oven ini akhir Februari 2011 di salah satu toko di Denpasar, Bali. Sekitar 1 bulan lebih kemudian baru ovennya sampai ke rumahku. Merakitnya butuh waktu cukup lama waktu itu. Suami yang merakitkan, sempat salah juga masangnya, maklum belum pernah hehehe.....
Kaki dan ovennya terpisah, masing-masing sudah selesai dirakit, tapi nggak kuat mengangkatnya, jadi nunggu hampir seminggu sampai "bala bantuan" asisten dari tetangga sekaligus sahabat keluargaku datang, baru deh dipasang ke kakinya.

Butuh perjuangan juga saat itu, karena belum tahu seluk beluk oven gas seperti ini. Sempat kran untuk mengatur suhu dek atas dan bawah agar sama, aku puta-putar, karena penasaran fungsinya buat apa. Alhasil waktu dipanaskan pertama kali, suhu dek atas dan bawah beda hahahaha..... sampai telpon ke teknisinya di Bandung untuk tanya-tanya.
Oh, ternyata kalau suhu dek atas lebih panas, diputar ke kiri, gitu...... 

Akhirnya dengan trial and error, sekarang suhunya kayaknya sudah sama deh hehehehe....
Sempat ada adegan gasnya agak bocor juga, tapi masih bisa diatasi.
Penilaianku tentang oven ini? Sangat memuaskan. Sekali masuk bisa 8 buah loyang 40cm, panasnya relatif rata (biar bagaimanapun bagian samping-samping lebih panas daripada yang di tengah), dan hasil panggangannya bagus....... Tidak menyesal..... bisa dijadikan investasi, dan mudah-mudahan bisa menghasilkan karena masih belum balik modal nih hahahaha......

Untuk memanggang roti, cake, sampai kue kering, semuanya memuaskan. Dan yang pasti, aku bisa bikin lapis legit.... dari dulu penasaran banget soalnya, api atas itu kayak apa sih??
ooohhh.... ternyata seperti itu toh api atas hehehe...
Bisa bikin roti jadi coklat merata atasnya, juga untuk cake seperti bolu gulung. Pokoknya sip deh..... Kayaknya bisa buat memanggang ayam juga sih, cuma belum pernah dicoba nih.... ^_^
Ada yang pernah mencoba??

Semoga sharingku tentang oven ini berguna ya..... ^_^

PERALATAN BAKINGKU - KUKUSAN ATAU KLAKAT

Bagi sebagian orang, kue yang dipanggang dengan oven mempunyai lebih banyak faktor kesulitan atau kegagalan. Karena itu banyak yang memulai belajar dengan mengukus.

Kebetulan aku kurang suka kue kukus hahahaha.... tapi bukan berarti nggak enak lho.... banyak kok kue kukus yang enak-enak, mungkin masalah selera saja ya..... Nyatanya putriku justru suka kue-kue yang dikukus, apalagi kalau tengahnya dicampur selai atau susu kental..... hmmm suka banget tuh dia.....

Untuk mengukus, tidak harus mempunyai kukusan besar, yang kecil pun cukup kalau untuk konsumsi keluarga sendiri.

Untuk kukusan aku punya 2 macam:

1. Kukusan jadul


Ini kukusan warisan dari mamiku, karena sudah nggak pernah dipakai lagi. Dulu mami sering membuat bolu kukus, aku masih ingat sering disuruh ikut bantu nglipetin kertasnya. Jaman sekarang, paka kertas cupcake tinggal pasang beres deh.......
Kukusan ini sebetulnya cukup besar, hanya kalau loyangnya kotak cuma muat yang ukuran 24cm maksimal. Kalau loyangnya bundar bisa muat sampai ukuran 30cm kayaknya.

Biasanya aku pakai kalau ada yg pesan brownies kukus cuma 1-2 buah saja atau kalau membuat kue kukus yang jumlahnya sedikit.
Karena bentuk atasnya sudah kerucut, uap air tidak akan jatuh ke bawah menetes di permukaan kue, tapi mengalir ke samping.

2. Klakat besar
 
Klakat ini ukurannya 40cmX40cm, aku beli tahun 2010 lalu.
Aku membelinya di daerah Kalibaru. Di sana sepanjang jalan banyak sekali pengrajin loyang, kukusan dan alat-alat rumah tangga. Jadi harganya relatif lebih murah daripada beli di toko.

Klakat ini terpakai kalau butuh mengukus cake kukus yang loyang 30cmX30cm, dan tahun lalu untuk ngukus nasi kuning buat tumpeng ultah putriku. Sarangan bawaan klakat ini ada 2, lubang kecil dan lubang besar.Yang biasa aku pakai yang lubang besar.

Sama dengan kukusan yang di atas, permukaannya kerucut, jadi uap air tidak menetesi adonan kue. Kalau klakat/kukusan yang tutupnya tidak berbentuk kerucut, sebaiknya gunakan serbet bersih untuk melapisi tutupnya (bagian dalam) supaya uap airnya tidak jatuh ke adonan. Kalau ketetesan, adonannya nanti bisa "berjerawat" alias tidak rata, banyak lubang-lubangnya hehehe.....

Mengukus kue memang relatif lebih mudah, karena tidak akan gosong, tapi juga harus diperhatikan ada saatnya mengukus dengan api besar, sedang, atau kecil. Perhatikan baik-baik petunjuk tiap resep sebelum mencobanya ya.....

Selamat mengukus.... ^_^

PERALATAN BAKINGKU - MIXER

Sudah agak lama aku ingin share tentang alat-alat "perang" yang aku pakai di dapur, cuma motretnya baru kesampaian beberapa waktu lalu.
Aku share satu-persatu ya, supaya jadinya nggak terlalu panjang.
Yang pertama kali ini adalah mixer.

Mixer bagi seorang bakul kue (atau pecinta baking) merupakan salah satu alat wajib, tidak masalah merk atau kapasitasnya.

Saat ini aku mempunyai 2 buah mixer:


1. Mixer Bosch, yang aku miliki sejak tahun 2002.
 
Mixer yang satu ini benar-benar tahan banting dan memuaskan, sesuailah dengan harganya hehehe.... Dulu belinya sekitar 2 juta lebih dikit (masih teringat dulu sampai menguras tabungan hahaha....), sekarang ini harganya hampir mencapai 4 juta.
Tapi memang kemampuannya harus kuacungi jempol.......
Untuk mengadon roti, donat, sampai cake, atau sekedar putih telur, dan mentega untuk butter cream, kemampuannya sangat dapat diandalkan.
Untuk membuat adonan roti (dough) benar-benar bisa sampai kalis elastis dengan kapasitas max 2 kg adonan basah (1 kg terigu).
Untuk membuat cake yang menggunakan kuning telur saja pun, dapat mengocok sampai kental sekali dalam waktu yang relatif tidak lama.
Karena itu untuk sementara masih belum bisa pindah ke lain merk hehehe....
Kekurangannya, untuk adonan yang sedikit justru menyusahkan, kalau adonan roti jadi banyak menempel di bagian tengah, sedangkan untuk adonan cake jadi kurang merata.
Karena itu aku mempunyai 1 mixer cadangan yang ini:

2. Hand Mixer Philips
 
Sebetulnya, sekitar tahun 1999 aku punya satu buah mixer Philips dengan standingnya, tapi setelah punya mixer Bosch di atas jadi jarang aku gunakan, karena dulu memang aku jarang sekali bikin kue. Akhirnya mixer Philipsku itu aku pindahtangankan untuk mamiku. Sekarang malah kayaknya sudah pindah tangan lagi ke kakak iparku, karena mami jarang bikin kue.
Nah, mulai akhir 2009 aku mulai suka bikin kue lagi, penasaran dengan berbagai macam resep yang ada, ternyata butuh juga mixer kecil ya.... karena kadang 1 resep hanya menggunakan 3-4 butir telur, belum lagi kalau ada resep di mana menteganya harus dikocok sendiri, atau putih telurnya dikocok terpisah.....
Akhirnya beli satu lagi deh..... hand mixer saja cukup deh.....
Mixer Philips ini lebih sering aku gunakan untuk resep-resep kecil (sedikit telur), kalau ada orderan lebih sering menggunakan yang Bosch karena kapasitasnya yang lebih besar.
Untuk kue kering juga pakai yang Philips ini, karena kan biasanya cuma mengocok mentega sebentar saja.

Jadi buat yang sedang belajar membuat kue, atau senang membuat kue, mixer is a must have.... Sangat membantu walaupun untuk adonan super sederhana seperti pancake hehehe....

Masalah merk dan model apa yang akan dibeli, disesuaikan dengan kebutuhan dan dana yang ada tentunya....
Sekarang ini banyak sekali merk dan model mixer. Untuk hand mixer, ada Philips, Signora, Miyako, buanyak deh..... Untuk kelas heavy duty juga mulai dari merk Signora, Kitchen Aid, Bosch, Kenwood, sampai yang buatan China pun sekarang banyak sekali dengan kapasitas "pabrik roti". Tinggal pilih sesuai kebutuhan ya... Harga mulai dari ratusan ribu sampai belasan/puluhan juta malah hehehe....

Kalau untuk kualitas, tentunya sudah jadi tradisi, ono rego ono rupo, alias barang dengan spesifikasi sama dengan harga yang lebih mahal biasanya memang lebih berkualitas. Dalam hal mixer, mungkin mengocoknya lebih cepat tercapai keadaan yang diinginkan, suaranya lebih halus, bahannya lebih bagus, atau mesinnya lebih kuat.

Untuk segi keawetan, sebetulnya yang lebih berpengaruh adalah cara pakai kita. Barang apa pun juga, kalau dipakai sesuai kapasitas dan perawatannya baik, tentunya akan lebih awet daripada kita gunakan secara sembrono. Nggak percaya?? Aku dan suamiku setiap hari masih menggunakan sepeda motor alfa tahun 1989 dari jaman aku SMP, dan mesinnya masih nyaman dipakai hehehehe..... Sudah menemani belasan tahun hidupku, mulai dari Cilacap, Yogya, Bandung, sekarang Banyuwangi ^_^

Huaaa... panjang juga jadinya ya cuma ngomongin mixer.....
Oya, jangan mudah tergiur oleh iklan-iklan atau promosi ya.... kadang promosi barang itu tidak selamanya 100% benar. Kalaupun tertarik dengan suatu promosi, tanyakan benar-benar garansinya, perawatannya, dsb supaya tidak menyesal setelah membeli.....

Sekian dulu bahasan soal mixer.... soalnya belum banyak pengalaman tentang merk-merk mixer hehehe.... semoga bermanfaat ya..... ^_^